Kalau aktivitasmu banyak duduk, sebaiknya mulai waspada. Risiko penyakit kardiosvaskular dan metabolik sedang mengintai.
Sekitar 70% waktu efektif digunakan untuk duduk seperti kegiatan menonton TV, bekerja di depan komputer, bermain video game, dan sebagainya. Sebuah penelitian yang dilakukan pada 8800 orang dewasa di Australia tahun 2011 menunjukkan bahwa setiap jam yang dihabiskan untuk menonton TV meningkatkan risiko kematian sebesar 11%, kematian karena penyakit kardiovaskular sebanyak 18%, dan kematian karena kanker sebanyak 9%.
Dampak Buruk
Duduk terlalu lama dapat memberikan beberapa pengaruh terhadap tubuh, seperti mengubah kurva tulang belakang dan memberikan tekanan ekstra pada tulang belakang, serta membuat paru-paru tidak dapat mengembang maksimal saat bernapas.
Akibatnya, oksigen yang didistribusikan ke seluruh tubuh juga berkurang, yang diperparah dengan kurang lancarnya sirkulasi darah apabila jarang bergerak.
Inilah penyebab mengapa fokus seseorang lebih rendah ketika duduk dibandingkan ketika ia berdiri atau bergerak.
Hal ini juga berlaku pada individu yang rutin berolahraga. Penelitian yang dilakukan oleh University of South Carolina menunjukkan bahwa pria yang melakukan aktivitas sedenter (duduk di mobil, di depan komputer, di depan TV, di meja makan) selama 23 jam seminggu, meskipun mayoritas pria tersebut rutin berolahraga, memiliki risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 64% dibandingkan pria yang melakukan aktivitas sedenter kurang dari 11 jam seminggu.
Pasalnya, ketika kita duduk, otot tidak berkontraksi sebagaimana mestinya, termasuk kelompok otot besar seperti punggung dan kaki. Akibat otot tidak bergerak, metabolisme tubuh ikut menurun. Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk, semakin tinggi kadar kolesterol, gula darah, trigliserida, dan lemak di dalam darah dan tubuh seseorang, terutama di bagian lingkar pinggang, yang berujung pada meningkatnya risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, dan masalah kesehatan lainnya.
Pencegahan
Cobalah rileks guna mengendurkan otot tubuh dengan berjalan kaki. Lakukan setidaknya 150 menit per minggu dalam aktivitas fisik sedang hingga berat. Hal ini untuk membantu mencegah dan mengelola kondisi penyakit kronis, terutama obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker.
Penelitian menunjukan bahwa berjalan kaki, terutama di taman atau alam sekitar, berperan dalam menciptakan pikiran yang kreatif, fokus, dan tajam. Tubuh manusia diciptakan untuk bergerak, bukan hanya untuk duduk. Oleh karena itu, kamu harus memberikan apa yang dibutuhkan oleh tubuh, yakni dengan beraktivitas fisik sebanyak yang bisa kamu lakukan.
Apabila pekerjaanmu tidak memungkinkan bekerja di luar kantor, berjalan kaki selama 5 menit setiap jam dapat membantu mengurangi efek negatif dari pola hidup sedenter.