Puasa memang memiliki nilai ibadah. Namun bagaimana jika dilihat dari kacamata kesehatan? Benarkah tidak menimbulkan masalah pada kesehatan?
Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Puasa
Saat tubuh membutuhkan makanan, dimulailah proses pembakaran lemak agar bisa menghasilkan energi, dan berujung pada hilangnya berat badan. Tapi, berpuasa terlalu lama juga bisa membuat tubuh menghancurkan protein untuk menghasilkan energi, yang hasilnya tidak sehat untuk tubuh.
Menurut Dr Razeen Mahroof, profesor dari Universitas Oxford, ada hubungan kuat antara diet dan kesehatan. "Ramadhan tidak selalu diidentifikasikan sebagai kesempatan untuk menghilangkan sejumlah berat badan karena aspek spiritual lebih ditekankan dibanding sisi kesehatan. Padahal, merupakan kesempatan yang baik untuk mendapatkan keuntungan secara fisik."
Peran Protein
Dalam keadaan normal, gula dalam tubuh atau glukosa, yang tersimpan dalam hati dan otot, adalah sumber utama energi tubuh. Saat puasa, simpanan gula ini yang digunakan pertama kali untuk mendapatkan energi. Selanjutnya, setelah kadar gula habis, lemak menjadi sumber energi.
Dengan jangka waktu puasa yang lama, tubuh mulai menggunakan protein untuk energi. Fase ini disebut juga sebagai fase kelaparan. Ramadhan berlangsung dari fajar sampai matahari terbenam, energi yang dibutuhkan tubuh bisa digantikan di saat sebelum fajar dan saat berbuka. Hal ini juga menjadi saat transisi dari menggunakan glukosa sebagai sumber energi, menjadi lemak, dan mencegah pemecahan otot untuk protein.
Setelah beberapa hari berpuasa, kadar endorfin dalam darah pun bertambah tinggi, membuatmu lebih segar dan secara keseluruhan merasa lebih tenang. Asupan makanan dan minuman yang terjaga juga penting di antara waktu puasa. Ginjal jadi lebih efisien untuk menjaga kadar air dan garam tubuh, seperti sodium dan potasium. Tapi, bisa dihilangkan melalui keringat.
Untuk menjaga agar otot tidak terpecah, makanan harus mengandung cukup energi, seperti karbohidrat dan lemak. Yang penting terutama, saat puasa atau nggak puasa, kamu harus menjaga proporsi antara asupan karbohidrat, lemak dan protein.